Selasa, 23 November 2010

Sebuah mimpi dari surga




Matahari sudah memendamkan wajahnya yang t'lah lesu dan kusam. Aku duduk diatas kasur sambil melihat layar kaca yang terisi oleh suatu karya.
Sambil memakan keripik singkong dan ditemani segelas air putih, mata ku terus berakrobat melihat karya-karya yang ada pada layar kaca tersebut.
Terdengar suara raungan sesuatu benda, yang ternyata adalah sebuah telpon tanpa kabel. Kulihat ada satu pesan datang di telpon tersebut. Ku buka isi nya, dan ku lihat itu dari sahabat ku. Melalui pesan singkat itu kami saling menanyakan kabar masing-masing. Tak terasa waktu menunjukan pukul 22.00. Kami megakhiri tanya jawab tersebut dan bersiap-siap untuk mengistirahatkan raga di kain yang empuk itu. Walau sudah usang dan tua, tetapi ditempat inilah aku banyak mengahabiskan waktu.

Tak terasa aku pun perlahan mulai terlelap, ditemani oleh selimbut hangat, akhirnya aku tertidur juga. Sampai aku terbawa ke alam mimpi. Dimana hal yang mustahil bisa tergambarkan jelas disana. Saat-saat yang paling indah saat tertidur. Tetapi kurasa ada hal yg aneh dalam mimpiku. Tak seperti biasa,mimpi-mimpi ku hanya dihiasi dengan khayalan tingkat tinggi belaka, tapi kali ini, aku memimpikan seseorang. Dia adalah perempuan. Tinggi semampai, berambut sepundak, dan berparas anggun. Aku tak bisa melihat dengan jelas paras nya itu karena dia terlihat bersinar. Dia terlihat datang menghampiriku, hati ku tiba-tiba gelisah tak menentu. Dia tersenyum memandangiku dan memegang tanganku. Membuat aku tak bisa berkutik. Tangannya yang lembut itu menuntun ku, mengajak ku ke sebuah taman bunga. Aku yang terlihat bingung, langsung disuguhi dengan senyuman manisnya itu. Semakin bingung aku dibuatnya. Tanpa sempat membalas senyumannya itu,dia langsung menarik ku dan mengajak ku untuk bermain dengannya. Aku yang tadinya gelisah dan bingung, langsung bisa akrab dengannya, orang yang baru pertama kali ku lihat itu. Kami terus bermain dan bermain, tak kurasa lelah sedikitpun saat bermain dengannya. Kami beristirahat sambil memandangi langit di senja hari. Sangat indah sekali. Sampai diujung hari, dia meminta ijin untuk pamit. Dengan berat hati, aku pun harus melihatnya pergi. Disaat dia pergi, dia berkata "aku akan menemui di suatu tempat yang lebih indah dari ini"
Itulah kata-kata terakhir yang dia ucapkan, dan juga mengakhiri mimpiku. Saat aku bangun, aku masih sangat ingat tentang mimpi itu. Sejenak aku berfikir, dimana tempat yang lebih indah itu? Hati trus bertanya, kulihat keluar jendela aku melihat orang-orang sedang melakukan aktifitasnya, dan mereka terlihat bahagia. Terlintas difikiranku, bahwa tempat yang lebih indah adalah duniamu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar